Padabulan Oktober 2018, dengan Sinode Para Uskup dengan tema Orang-orang muda, iman dan penegasan panggilan, Gereja telah melakukan proses refleksi tentang kondisi kalian di dunia sekarang ini, terhadap pencarian makna dan rencana dalam hidup, terhadap hubungan kalian dengan Allah. Pada Januari 2019, saya bertemu dengan ratusan ribu teman-teman kalian dari seluruh dunia, yang berkumpul di Panama untuk Hari Orang Muda Sedunia.
HARIORANG SAKIT SEDUNIA KE-26 (2018) February 08, 2018 Posted By MBSB Selasa, 13 Februari 2018 pkl. 10.00 Perayaan Ekaristi Hari Orang Sakit Sedunia. Bagi umat yang sakit dan menggunakan kursi roda atau ranjang, dimohon untuk mendaftarkan diri melalui sekretariat paroki untuk pengaturan tempat.
HariThalasssemia Sedunia diperingati setiap tanggal 8 Mei. Tema peringatan Hari Thalassemia Sedunia tahun 2018 adalah Bersama untuk masa depan yang lebih baik. Tema ini menegaskan bahwa jika semua pihak mau berkontribusi untuk pencegahan dan pengendalian Thalassemia maka akan memberikan masa depan yang lebih baik bagi penyandang thalassemia.
PesanBapa Suci Fransiskus untuk Hari Orang Sakit Sedunia ke-27 2019. February 11, 2019. BACAAN HARI INI: Kalender bulan ini: Post Terkini. PENGUMUMAN PAROKI TANGGAL 15 DESEMBER 2019; PENGUMUMAN PAROKI TANGGAL 1 DESEMBER 2019; PENGUMUMAN PAROKI TANGGAL 10 NOVEMBER 2019; PENGUMUMAN PAROKI TANGGAL 7 OKTOBER 2019;
DalamSurat yang berisi pesan untuk Hari Orang Sakit Sedunia ke-26 tahun 2018 ini, Bapa Suci Paus Fransiskus mengatakan: "Semoga Perawan Maria menjadi pengantara untuk Hari Orang Sakit Sedunia ke-26. Semoga ia membantu orang-orang sakit untuk menyatukan penderitaan mereka dengan penderitaan Tuhan Yesus. Dan, semoga ia mendukung mereka semua yang merawat orang sakit. Kepada semua orang sakit, pelayan kesehatan dan relawan, saya memberikan berkat Apostolik saya". [/ERC]
Dalamrangka memperingati Hari Orang Sakit Sedunia yang jatuh pada 11 Februari, RS Panti Rapih gelar Healing Garden. Dalam rangka memperingati Hari Orang Sakit Sedunia yang jatuh pada 11 Februari, RS Panti Rapih gelar Healing Garden. Minggu, 17 Juli 2022; Cari. Network. Tribunnews.com; TribunnewsWiki.com;
. Laporkan Konten Laporkan Akun HOSS di Gereja Santa Maria PRI Lahat Minggu 11/02/18, Gereja diseluruh dunia memeringati Hari Orang Sakit Sedunia HOSS, termasuk Gereja Paroki Santa Maria Pengantara Rahmat Ilahi Laha Laporkan Konten Laporkan Akun Laporkan Konten Laporkan Akun Laporkan Konten Laporkan Akun Sakit Bukan Hukuman dari Tuhan Hari Orang Sakit Sedunia Bertepatan dengan Hari Orang Sakit Sedunia Paroki BMV Katedral Bogor bekerjasama dengan Komunitas Kerahiman Ilahi KKI Bogo Laporkan Konten Laporkan Akun
Menghayati hidup dalam Ekaristi Perkembangan dunia tak dapat tidak digerogoti oleh ketuaan dan kemerosotan. Hal itu tampak jelas dalam penyelidikan mengenai kosmos dan dunia. Tua, sakit, dan mati adalah nasib setiap makhluk. Pengertian-pengertian itu langsung kita hubungkan dengan pengertian mengenai kejahatan. Benar, ilmu pengetahu-an makin lama makin menguasai bentuk-bentuk kemerosotan itu. Tetapi tetaplah menjadi soal apakah kita dapat mencabut ke-jahatan itu sampai ke akar-akarnya, terutama kejahatan moral, di mana manusia sendiri yang bertanggung jawab. Menghayati Ekaristi dalam hidup Bagi umat Perjanjian Lama ada semacam hubungan antara pe-nyakit fisik dan penyakit moral. Dengan menelanjangi akar-akar tradisi itu, Kristus mau menjelaskan seberapa jauh manusia mewujudkan kesatuan jiwa dan raga. Dengan menangani inti kemerosotan waktu itu, Ia mau menunjukkan untuk apa Ia datang. Ia mau membersihkan seluruh manusia dan memberikan kesempatan hidup baru dengan segala kemungkinannya. Dengan demikian la mau mengajarkan kepada kita, bahwa tidaklah cukup dan tidaklah berguna berjuang semata-mata melawan penyakit fisik; perjuangan untuk keselamatan manusia yang sebenarnya harus lebih luas. Antifon Pembukaan –Mzm 313-4 Jadilah bagiku gunung batu tempat perlindungan, kubu pertahanan untuk menyelamatkan aku. Sebab Engkaulah bukit batuku dan pertahananku. Oleh karena nama-Mu, Engkau akan menunutun dan membimbing aku. Pengantar Kegagalan, kecelakaan, penyakit atau penderitaan meng-ganggu hidup sampai sering tak tertahan. Tetapi sebenarnya tiada sesuatu pun yang dapat merintangi kita untuk semakin memanusiakan diri; bahkan penyakit yang paling mengeri-kan pun seperti misalnya penyakit kusta, tak boleh membuat kita putus asas. Selama hidupNya Yesus membuat mukjizat. Sembuhnya seorang penderita kusta menunjuk kepada kebe-naran yang lebih dalam bahwa ada harapan bagi setiap orang, juga bagi mereka yang dikucilkan oleh semua orang. Kristus datang untuk membawa harapan itu pada Tuhan bagi setiap orang ada kesempatan, sekalipun mungkin menurut perhitungan manusia sudah tiada harapan. Seruan Tobat Tuhan Yesus Kristus, Engkau telah datang untuk membebaskan kami dari segala dosa dan kejahatan. Tuhan, kasihanilah kami. Engkaulah harapan bagi semua orang yang menderita. Kristus, kasihanilah kami. Engkaulah Sabda Allah yang membersihkan hati manusia dari segala penyakit. Tuhan, kasihanilah kami. Doa Pembukaan Marilah bedoa Allah Bapa kami, kami bersyukur karena melalui Putra-Mu Yesus Kristus, Engkau telah mengangkat martabat orang-orang yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan menderita. Semoga teladan hidup-Nya menggerakkan kami untuk melakukan hal yang sama sehingga karya penyelamatan-Mu sungguh menjadi nyata dalam diri kami. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, hidup dam berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. Bacaan I Imamat 13, Bab 13 dan 14 kitab Imamat menampakkan betapa takut orang terhadap penyakit kusta. Orang rnenganggap penyakit itu sebagai hukuman dosa. Hamba penderita pun dilukiskan sebagai seorang sakit kusta. Sebab Ia menanggung dosa kita dan berbuat silih. Penyakit itu menyebabkan orang dikucilkan dari masyarakat, sehingga hanya Tuhan dan Al Masih yang dapat menyembuhkan. Demikianlah anggapan orang. “Orang yang sakit kusta harus tinggal terasing di luar perkemahan.” Pembacaan dari Kitab Imamat Tuhan Allah berfirman kepada Musa dan Harun, “Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada Imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, yang adalah imam. Karena orang itu sakit kusta, maka ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu. Orang yang sakit kusta harus berpakaian cabik-cabik, dan rambutnya terurai. Ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru Najis! Najis! Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahanlah tempat kediamannya. Demikianlah sabda Tuhan. Syukur kepada Allah. Tanggapan – Mzm 32 Ul 7 Ref. Tuhan penjaga dan benteng perkasa dalam lindungan-Nya aman sentosa. 1. Berbahagialah orang yang pelanggarannya diampuni, dan dosa-dosanya ditutupi. Berbahagialah manusia, yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan, dan tidak berjiwa penipu! 2. Dosa-dosaku kuungkapkan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata, “Aku akan menghadap Tuhan, dan mengakui segala pelanggaranku.” Maka Engkau mengampuni kesalahanku. 3. Bersukacitalah dalam Tuhan! Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar; bersorak-gembiralah, hai orang-orang jujur! Bacaan II 1 Korintus 10,31-11,1 Dengan beberapa ungkapan singkat Paulus di sini menutup pem-bicaraan panjang lebar tentang hubungan kebebasan dengan cin-ta kasih dalam tingkah laku orang. Cita-cita orang ialah menjadi orang bebas dan menghayati kebebasan itu, sebab Kristus telah datang untuk membebaskan kita dari setiap perbudakan. Di-jelaskannya dalam segala tingkah laku kita hanya kemuliaan Tuhanlah hendaknya yang diutamakan. Tetapi terhadap mereka yang lemah, yang belum dapat bertindak secara bebas dan di dalam kebebasannya mungkin malahan jatuh lebih dalam, hen-daknya kita tetap penuh cinta kasih. Orang yang mau mengikuti Paulus, harus memajukan kebebasan tanpa meninggalkan cinta kasih. “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” Pembacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus Saudara-saudara, jika engkau makan atau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu demi kemuliaan Allah. Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani maupun Jemaat Allah. Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat. Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus. Demikianlah Sabda Tuhan. Syukur kepada Allah. BAIT PENGANTAR INJIL S Alleluya. U Alleluya. S Seorang nabi besar telah muncul di tengah kita dan Allah telah melawat umat-Nya. U Alleluya. Bacaan Injil Markus 1,40-45 Imam-imam Perjanjian Lama hanya dapat – menyatakan adanya penyakit kusta atau mungkin kesembuhannya. Mereka tahu betul, bahwa hanya Tuhan atau Al Masih yang berkuasa menyembuh-kannya. Ketika Yesus menyembuhkan si sakit kusta, Ia mau me-nunjukkan bahwa Ia datang untuk melawan dosa. Cinta kasihNya menyebabkan Dia melanggar hukum Ia menyentuh si sakit untuk menyembuhkannya. Tetapi untuk menunjukkan bahwa Ia bebas dalam hal ini, maka Ia menyuruh si sakit yang sudah sembuh itu pergi menghadap imam-imam, agar mereka mengakui kekuasaan Al Masih padaNya. “Orang kusta lenyap penyakitnya dan menjadi tahir.” Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus Sekali peristiwa seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus. Sambil berlutut di hadapan Yesus ia memohon bantuan-Nya, katanya, “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya menjamah orang itu, dan berkata kepadanya, “Aku mau, jadilah engkau tahir.” Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir. Segera Yesus menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras, “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan hal ini kepada siapa pun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam, dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka.” Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Yesus tinggal di luar kota di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru. Demikianlah Injil Tuhan. Terpujilah Kristus Doa Umat Oleh Kristus kita mengenal Allah Bapa yang berbelas kasih kepada umat-Nya yang menderita. Maka, marilah kita me-manjatkan doa kepada-Nya. Bagi Bapa Suci, para Uskup dan para Imam. Semoga Allah Bapa memberkati Bapa Suci, para Uskup dan. para Imam, agar selalu memberi teladan keprihatinan ter-hadap yang terpencil, yang sakit, dan dikucilkan dari masyarakat. Marilah kita mohon Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan. Bagi para pejabat pemerintahan. Semoga Allah Bapa membimbing para pejabat pemerintahan sehingga mereka dapat melaksanakan tugas pelayanannya dengan penuh tanggung jawab demi keamanan dan kesejah-teraan masyarakat. Marilah kita mohon Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan. Bagi para penderita sakit. Semoga Allah Bapa menghibur dan menemani para penderita sakit sehingga mereka tidak merasa disendirikan serta dibuang, namun tetap berjuang memberi cinta Tuhan di dalam penderitaan sakitnya. Marilah kita mohon Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan. Bagi kita sendiri. Semoga Allah Bapa menggerakkan hati kita agar jangan hanya memuji dan memuliakan nama Tuhan di dalam Gereja tetapi juga meluhurkan Tuhan melalui pengabdian tulus demi keselamatan sesama. Marilah kita mohon Engkaulah tumpuan harapan dan hidup kami, ya Tuhan. Allah Bapa, dengarkanlah doa-doa kami. Teguhkanlah kami agar kami semakin percaya akan kekuatan cinta kakal yang mengalir dari-Mu sendiri. Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. Amin. Doa Persembahan Ya Allah, semoga berkat persembahan roti dan anggur ini, Engkau berkenan membersihkan dan menyembuhkan kami dari segala dosa. Baruilah hidup kami berkat karya penebusan Putra-Mu, Yesus Kristus, Tuhan dan Pengantara kami. U Amin Antifon Komuni – Mat 5 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Doa Sesudah Komuni Marilah berdoa Allah Yang Maha Penyayang, kami bersyukur atas uluran tangan Putra-Mu yang menyembuhkan dan membersihkan kami dari segala noda dosa. Semoga kami pun semakin rajin menyucikan diri kami demi terciptanya keharmonisan hubungan kami dengan Dikau dan sesama. Dengan pengantaraan Kristus, Tuhan kami. Amin
fx. wikan indrarto* Hari Orang Sakit Sedunia World Day of the Sick ditetapkan oleh Sri Paus Yohanes Paulus II dan mulai dirayakan pada 11 Februari 1993. Tema Hari Orang Sakit Sedunia tahun 2018 ini adalah kata yang diucapkan Yesus dari atas salib kepada Maria, IbuNya, dan Yohanes; “Ibu, inilah anakmu. Inilah ibumu. Dan sejak saat itu, murid itu menerima dia di dalam rumahnya.” Yoh 19;26-27. Kata-kata Yesus itu dengan terang benderang menerangi misteri Salib, yang tidak menghadirkan keputusasaan, namun justru menunjukkan kemuliaan dan kasihNya sampai akhir. Ketiga subtema yang terus-menerus didengungkan pada Hari Orang Sakit Sedunia adalah pertama, mengingatkan semua orang beriman, untuk berdoa secara khusuk bagi mereka yang sedang sakit. Kedua, mengundang semua orang beriman untuk merefleksikan sakit dan penderitaan manusia, dan ketiga, penghargaan bagi semua petugas kesehatan. Melayani saudara kita yang sedang sakit, seharusnya diawali dengan kemurnian hati sampai kita mampu bersikap seperti Ayub “Saya mata untuk orang buta, dan kaki bagi orang lumpuh” Ayub 2915, kepada sesama yang sakit. Pelayanan kita tidaklah harus dilakukan dengan menjadi petugas kesehatan bagi para pasien. Sebenarnya kita dapat sekedar dekat dengan orang sakit, terutama yang membutuhkan perawatan lama, membantu dalam memandikan, berpakaian, mencucikan dan menyuapkan makanan. Layanan sederhana seperti ini, terutama bila dilakukan berkepanjangan, pastilah dapat menjadi sangat melelahkan dan memberatkan. Meskipun tidak ada yang menginginkannya, namun setiap manusia akan mungkin mengalami sakit, penderitaan dan bahkan dapat berlanjut dengan kematian. Sakit yang ringan sekalipun, sebaiknya digunakan sebagai sebuah momentum penting untuk mensyukuri sehat. Kita diingatkan untuk bersandar pada Tuhan, menyadari pentingnya iman bagi mereka yang sakit dan berbeban berat, untuk datang pada Tuhan. Dalam pertemuannya dengan Tuhan melalui caranya masing-masing, mereka yang sakit akan menyadari bahwa dirinya tidak sendirian. Bagi kita semua yang sehat, memberikan pendampingan, penghiburan dan perhatian untuk mereka yang sakit, sangatlah berarti. Selain itu, kita disadarkan akan pergerakan roda kehidupan. Pada saat sehat, kita seharusnya meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan dana untuk membantu mereka yang sakit. Pada saat yang lain, sangat mungkin kita sendiri justru menjadi orang yang sakit dan memerlukan hal yang sama dari semua orang di sekitar kita, sebagaimana pergerakan dan putaran roda kehidupan. Pada era JKN Jaminan Kesehatan Nasional yang sekarang berlaku di Indonesia, kendali mutu dan kendali biaya untuk pasien yang sakit akan terus diwujudkan. Hal ini karena kebebasan profesi dokter semakin direduksi, kompleksitas masalah medis pasien semakin diabaikan, dan mutu layanan medik yang dilakukan semakin disetarakan. Untuk itu, terhadap pasien dengan sakit berat dan berbiaya mahal, para dokter pasti akan sampai pada sebuah titik terjadinya dilema medis. Pada titik itulah diperlukan perubahan dari pengobatan menjadi perawatan Advance Cures and Transform Care. Para dokter wajib membedakan sifat tindakan medis yang akan diambilnya, menjadi Ordinary’ atau Extraordinary’. Disebut ordinary kalau memenuhi 6 syarat, yaitu 3 aspek medis dan 3 aspek moral. Syarat aspek medis adalah teruji secara imiah, terbukti berhasil secara statistik, dan tersedia secara rasional. Sedangkan aspek moral adalah menguntungkan, bermanfaat, dan tidak menjadi beban finansial bagi pasien, keluarga maupun RS. Penilaian sifat tindakan medis tersebut adalah hic et nunc’, yaitu sekarang dan di RS ini. Apabila salah satu saja dari 6 syarat tersebut tidak tepenuhi, maka tindakan medis tersebut termasuk Extraordinary’, sehingga secara etika tidak wajib dilakukan oleh dokter. Ketentuan etika tersebut diperlukan untuk menghindari 3 hal, yaitu agresive medicine’ tindakan berlebihan, futile medicine’ intervensi sia-sia, dan rasa bersalah yang tidak perlu, baik bagi dokter, para petugas RS lainnya, pasien maupun keluarganya. Selain itu, perburukan kondisi medis, bahkan kematian pasien tidak boleh dianggap sebagai kegagalan dokter, asalkan kewajiban dokter sudah dilaksanakan. Momentum Hari Orang Sakit Sedunia World Day of the Sick Minggu, 11 Februari 2018, mengingatkan kita agar memiliki kebijaksanaan hati bagi para orang sakit. Selain itu, saat terjadi sakit juga tidak perlu putus asa, karena adanya kemuliaan dan kasih Tuhan sampai pada akhir kehidupan. Sudahkah kita menemani orang sakit di sekitar kita? sekian Yogyakarta, 6 Februari 2018 * Ketua IDI Cabang Kota Yogyakarta, dokter spesialis anak, Lektor di UKDW Yogyakarta, Alumnus S3 UGM, WA 081227280161
Bunda Gereja “Ibu, inilah, anakmu… Inilah, ibumu. Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.” Yoh 1926-27 Saudari-saudara terkasih, Pelayanan Gereja untuk orang sakit dan mereka yang merawatnya harus terus berjalan dengan daya semangat yang senantiasa dibarui, dalam kesetiaan pada amanat Tuhan bdk. Luk 92-6; Mat 101-8; Mrk 67-13 dan mengikuti teladan Yesus, Pendiri dan Gurunya. Tema Hari Orang Sakit Sedunia tahun ini ditetapkan dari kata-kata yang diucapkan Yesus dari atas salib kepada Maria, Ibu-Nya, dan Yohanes “Ibu, inilah anakmu… Inilah ibumu. Dan sejak saat itu, murid itu menerima dia di dalam rumahnya.” Yoh 1926-27. Kata-kata Tuhan itu dengan terang benderang menerangi misteri Salib, yang tidak menghadirkan tragedi keputusasaan, namun lebih tepatnya menunjukkan kemuliaan-Nya dan kasih-Nya sampai akhir. Kasih itu menjadi dasar dan kaidah bagi komunitas Kristiani dan hidup dari setiap murid Kristus. Sebelum semua yang lain, kata-kata Yesus adalah sumber panggilan keibuan Maria bagi seluruh umat manusia. Khususnya, Maria telah menjadi Ibu dari murid-murid Puteranya, yang menjaga mereka dan perjalanan mereka sepanjang hidup. Seperti kita ketahui, perhatian ibu bagi anak-anaknya mencakup dimensi material dan spiritual. Penderitaan salib yang tak terperikan menembus jiwa Maria bdk. Luk 235, tetapi tidak melumpuhkannya. Sungguh sebaliknya. Sebagai Ibu Tuhan, suatu langkah baru pemberian diri terbuka di hadapannya. Di atas Salib, Yesus memperlihatkan perhatian-Nya bagi Gereja dan seluruh umat manusia, dan Maria dipanggil untuk berbagi perhatian yang sama. Dalam melukiskan pencurahan Roh Kudus pada hari Pentakosta, Kisah Para Rasul memperlihatkan bahwa Maria mulai melaksanakan perannya pada komunitas Gereja Perdana. Peran yang tidak pernah terhenti. Yohanes, murid yang dikasihi, adalah gambaran Gereja, umat mesianis. Dia harus mengakui Maria sebagai Ibunya. Untuk melaksanakannya, ia menerima Maria di dalam rumahnya, untuk menemukan model kemuridan di dalam diri Maria, dan untuk merenungkan panggilan keibuan yang telah Yesus percayakan kepadanya, dengan seluruh tanggung jawabnya seorang Ibu penuh kasih yang melahirkan anak-anak yang cakap mencintai seperti amanat Yesus. Itulah mengapa panggilan keibuan Maria merawat anak-anaknya dipercayakan kepada Yohanes dan Gereja secara menyeluruh. Seluruh komunitas para murid termasuk di dalam panggilan keibuan Maria. Yohanes, sebagai murid yang berbagi segala hal dengan Yesus, tahu bahwa Sang Guru ingin membawa semua orang ke dalam perjumpaan dengan Sang Bapa. Ia dapat memberikan kesaksian akan kebenaran bahwa Yesus menjumpai banyak orang menderita sakit spiritual yang disebabkan oleh kesombongan bdk. Yoh 831-39 dan sakit fisik bdk. Yoh 56. Ia melimpahkan belas kasih dan pengampunan kepada semua orang, dan menyembuhkan yang sakit sebagai tanda hidup Kerajaan Allah yang berlimpah-limpah, di mana setiap tetes air mata akan diusap. Seperti Maria, para murid dipanggil untuk saling memperhatikan, tetapi tidak hanya itu. Mereka tahu bahwa hati Yesus terbuka bagi semua orang dan tidak ada seorang pun yang dikecualikan. Injil Kerajaan Allah harus diwartakan kepada semua orang, dan cinta kasih orang-orang Kristiani harus ditujukan kepada semua orang, karena mereka adalah pribadi-pribadi, anak-anak Allah. Panggilan keibuan Gereja kepada mereka yang berkekurangan dan orang sakit telah menemukan ungkapannya yang nyata di sepanjang sejarahnya 2000 tahun dalam rangkaian prakarsa-prakarsa yang menakjubkan atas nama orang sakit. Sejarah pengabdian ini janganlah dilupakan. Prakarsa itu harus terus dilanjutkan sampai saat ini di seluruh dunia. Di negara-negara di mana sistem-sistem pemeliharaan kesehatan publik memadai, karya kongregasi-kongregasi religius Katolik dan keuskupan-keuskupan serta rumah sakit – rumah sakitnya diarahkan tidak hanya pada penyediaan kualitas perawatan medis, tetapi juga pada memperlakukan pribadi-pribadi manusia pada pusat proses penyembuhan, sambil melakukan penelitian ilmiah dengan penuh hormat bagi kehidupan dan nilai-nilai moral Kristiani. Di negara-negara di mana sistem-sistem pemeliharaan kesehatan belum cukup memadai atau bahkan belum ada, Gereja berusaha melakukan apa yang ia dapat kerjakan untuk meningkatkan kesehatan, mengatasi kematian bayi, dan memberantas mewabahnya suatu penyakit. Di mana-mana Gereja berusaha menyediakan perawatan, bahkan ketika Gereja tidak berada pada posisi memberikan kesembuhan. Gambaran Gereja sebagai sebuah “bidang rumah sakit” yang menyambut semua orang yang terluka adalah suatu realitas yang sangat nyata, karena di beberapa bagian dunia, rumah sakit – rumah sakit misi dan keuskupan adalah satu-satunya lembaga yang menyediakan perawatan penting bagi masyarakat. Kenangan akan sejarah panjang pelayanan pada orang-orang sakit menjadi alasan bagi komunitas Kristiani untuk bersukacita, khususnya mereka yang saat ini terlibat di dalam pelayanan kesehatan ini. Namun, di atas semuanya itu, kita mesti membiarkan masa lalu itu untuk memperkaya kita. Kita seharusnya belajar dari sejarah yang mengajarkan pada kita tentang kemurahan hati, pengorbanan diri dari banyak pendiri lembaga-lembaga pelayanan orang sakit, kreativitasnya, banyaknya prakarsa yang dijalankan selama berabad-abad, dan komitmen pada penelitian ilmiah sebagai sarana menawarkan inovasi dan pengobatan bagi orang sakit yang dapat diandalkan. Warisan masa lalu ini membantu kita untuk membangun masa depan yang lebih baik, sebagai contoh, dengan melindungi rumah sakit – rumah sakit Katolik dari mentalitas bisnis yang sedang berusaha mengubah pelayanan kesehatan menjadi bisnis yang menguntungkan, yang ujung-ujungnya mengabaikan orang miskin. Organisasi yang bijaksana dan berbelas kasih menuntut bahwa orang sakit dihormati martabatnya, dan terus menerus dipandang sebagai titik pusat pada proses pengobatan. Hal inilah yang seharusnya menjadi pendekatan orang-orang Kristiani yang bekerja di dalam struktur-struktur masyarakat; melalui pelayanan mereka, mereka dipanggil memberikan kesaksian Injil yang meyakinkan. Yesus memberikan kuasa penyembuhan-Nya kepada Gereja “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya… mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang sakit itu akan sembuh” Mrk 1617-18. Di dalam Kisah Para Rasul, kita membaca kisah penyembuhan yang dilakukan oleh Petrus bdk. Kis 34-8 dan Paulus bdk. Kis 148-11. Misi Gereja adalah suatu tanggapan terhadap karunia Yesus tersebut, karena Gereja tahu bahwa ia harus membawa orang sakit ke hadapan Allah, dengan penuh kelemahlembutan dan belas kasih. Pelayanan kesehatan akan selalu menjadi tugas yang penting dan fundamental, yang harus dijalankan dengan entusiasme yang selalu dibarui, dari paroki-paroki sampai lembaga-lembaga kesehatan yang paling besar. Kita tidak dapat melupakan cinta kasih yang lembut dan kesetiaan keluarga-keluarga dalam menjaga orang sakit kronis atau anak-anak berkebutuhan khusus, serta orang tua dan sanak saudara mereka. Kepedulian yang diberikan dalam keluarga merupakan kesaksian kasih yang luar biasa bagi pribadi manusia; hal ini perlu diakui dengan sepantasnya dan didukung oleh kebijakan-kebijakan yang sesuai. Para dokter dan perawat, imam, biarawan-biarawati, relawan, keluarga dan mereka semua yang merawat orang sakit, ambil bagian dalam misi gereja ini. Misi tersebut merupakan pembagian tanggung jawab yang memperkaya nilai pelayanan yang kita berikan setiap hari. Kepada Maria, Bunda yang penuh kelembutan cinta, kita percayakan semua orang yang menderita sakit jiwa raga, semoga Bunda Maria menopang mereka dalam pengharapan. Kita memohon padanya juga untuk membantu kita menerima saudara-saudari kita yang sakit. Gereja tahu bahwa ia memerlukan rahmat khusus untuk menghidupi tugas Injili melayani orang-orang sakit. Semoga doa-doa kita kepada Maria Bunda Allah menyatukan permohonan yang tiada henti, di mana setiap anggota Gereja dapat hidup dengan penuh cinta pada panggilan untuk melayani kehidupan dan kesehatan. Semoga Perawan Maria menjadi pengantara untuk Hari Orang Sakit Sedunia ke-26. Semoga ia membantu orang-orang sakit untuk menyatukan penderitaan mereka dengan penderitaan Tuhan Yesus. Dan, semoga ia mendukung mereka semua yang merawat orang sakit. Kepada semua orang sakit, pelayan kesehatan dan relawan, saya memberikan berkat Apostolik saya. Dari Vatikan, 26 November 2017 Pada Hari Raya Kristus Tuhan kita, Raja Semesta Alam FRANCIS
– 11 Februari ada peringatan apa? Hari Orang Sakit Sedunia, berasal dari pengalaman pribadi Paus Yohanes Paulus II. Hari Orang Sakit Sedunia merupakan peringatan tahunan yang memperhatikan kebutuhan mereka yang menderita penyakit dan pengasuh mereka. Hari Orang Sakit Sedunia didedikasikan untuk berdoa bagi mereka yang sedang mengalami masa-masa sulit, serta mengingatkan perlunya penelitian medis lanjutan. Hari ini menawarkan kesempatan bagi semua orang untuk berkumpul dan menunjukkan dukungan mereka. Baca Juga Hari Orang Sakit Sedunia 11 Februari, Apa Itu? Ada Kisah Haru di Balik Peringatan Tahunan Ini Gagasan untuk Hari Orang Sakit Sedunia berasal dari pengalaman pribadi Paus Yohanes Paulus II. Ia didiagnosis menderita penyakit Parkinson pada tahun 1991. Selama masa itu, ia merenungkan pentingnya perawatan spiritual dan pastoral bagi orang sakit, dan peran gereja dalam mendukung mereka yang menderita. Perayaan pertama terjadi pada tahun 1992, dan sejak itu menjadi acara tahunan yang dirayakan di seluruh dunia. Hari Orang Sakit Sedunia ditandai dengan berbagai kegiatan, termasuk Misa, layanan doa, dan acara khusus untuk meningkatkan kesadaran tentang kebutuhan orang sakit dan betapa pentingnya perawatan kesehatan bagi semua orang yang mungkin menderita.
hari orang sakit sedunia 2018